Sabtu, 03 Mei 2014

LOOK, LISTEN AND LEARN

Bukan dalam sejam, sehari, sebulan atau bahkan setahun. Namun semua dimulai dengan proses yang tidak bisa dibilang singkat. Rangkaian pembelajaran panjang yang diawali sejak dini dan dalam lingkup terkecil. Ya benar, dimulai dari dini dan dari pendidikan keluarga. Dilahirkan, dirawat dan tumbuh besar dalam demokratisasi serta idealisme yang sangat kental membunngkus kepemimpinan yang setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik dipertontonkan bukan sebagai suguhan makanan pembuka tetapi sebagai menu utama untuk menghadapi terjalnya kehidupan yang semakin ganas pada pemimpin yang lemah.
Tidak ada kata untuk menyerah bagi seorang pemenang, tidak akan pernah ada pemimpin yang ditakdirkan sebagai pemenang hanya akan member warna sebagai pengisi kekosongan belaka. Lebih dari ekspektasi bodoh yang selalu saja membayangi. Pemimpin pemenang (LEADER WINNER) selalu ditempatkan untuk mengukir sejarah-sejarah baru, menggebrak dengan ide-ide yang mungkin hanya bisa dibayangkan sebelumnya bahkan mungkin belum pernah terfikirkan. Fokus utama dari apa yang disebut pemimpin adalah arti mendasar dari sebutan itu. Tak terlalu muluk dan tidak pula terlampau merendah apabila pemimpin itu adalah pelayan bagi anggota atau bagi mereka yang dipimpin.
Rasa-rasanyapun tidak perlu digaris bawahi bahwa pemimpin tidak selalu memiliki jabatan sebagai ketua, namun ketua haruslah menjadi pemimpin. Ilmu dasar itu sudah sejak amat sangat lama ditanamkan entah sebagai ilmu pengetahuan atau sebagai doktrin penuntun langkah. Tidak ada kebenaran absolute dalam hal apapun, dan kebenaran mutlak hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Bukan hal mustahil dengan kehendaknya pada saatnya nanti akan terbantah hasil dari 1+1=2. Ilmu pasti yang selalu diagung-agungkan sehingga kapitalisme menghapus sebagian keimanan terhadap kekuatan absolute yang dimiliki sang ilahi.
Kepemimpinan itu sebenarnya sudah mendapatkan ujian entah sejak kapan tepatnya, namun secara riil konsep leadership itu mulai menemui apa itu yang disebut ujian adalah saat bangga dengan seragam putih biru. Meskipun tidak pernah menduduki posisi sebagai pucuk pimpinan dari perkumpulan yang secara sah dan resmi diakui sebagai induk intern semua peserta didik setingkat putih biru dan juga putih abu-abu.
Tak kurang dua periode berguru dan bersahabat dengan proses serta pengalaman yang juga tidak pernah beranjak dari seksi bidang dua yang lagi-lagi bagian kerjanya adalah bela Negara. Bukan hal konyol apabila bidang itu selalu memunculkan pemimpin-pemimpin ulung dalam berbagai disiplin keilmuan. Tidak mengherankan pula hanya orang-orang terpilih yang entah dengan sengaja atau kebetulan ditempatkan dibidang vital ini, nemun yang jelas bukan tugas yang ringan untuk melakukan dua hal bersamaan yaitu biasa disebut Training of Trainer. Sebuah hal yang hampir mustahil dilakukan apabila bukan takdir yang menempatkannya.
Masa selanjutnya adalah masa jaya putih abu-abu, terlempar dalam sudut sempit bekas kubangan lumpur yang berubah menjadi lokasi didik pencetak generas-generasi emas untuk kemudian saat ini berstanstar ISO 9000:1 serta bersertifikasi akreditasi tertinggi dari sang penyelenggara. Tidak gampang menerima takdir terdampar disana, dan disanalah untuk kesekian kalinya ujian kepemimpinan semaikin diuji dengan ditahun pertama secara mutlak lebih dari 75% memenangi pertarungan politik untuk kemudian dinobatkan sebagai ketua organisasi resmi yang ada dalam system pendidikan tahap ini. Mengejutkan memang, dikelas dan diusia semuda itu sudah mendapat tanggung jawab untuk memimpin perkumpulan sebesar itu. Namun lagi-lagi ini adalah cara Tuhan untuk memberikan pembelajaran mematangkan pemimpin muda semuda mungkin. Digembleng dengan berbagai ujian yang dilihatnya dari sudut pandang yang berbeda sehingga menjelma sebagai tantangan yang pantang untuk tidak ditaklukkan.
Beranjak kemasa dimana lagi-lagi merasa terjebak dalam lingkungan dengan system bodoh. Korupsi, kolusi dan nepotisme kental sekali tercium busuknya dari kursi singga sana penguasa unit 1, 2, dan 3. All system in a palace is FUCK.!!!! BITCH, and many more.
Tapi inilah lagi-lagi Tuhan menunjukkan kuasanya. Melemparnya ketempat sampah bukan semata-mata untuk bergabung menjadi sampah tetapi sekali lagi berproses untuk membuktikan kilauannya tak akan pernah redup meskipun ditempatkan dikubangan sampah busuk sekalipun. Diusia belianya sekali lagi mengukir cerita dengan menjadi wakil rakyat termuda sepanjang sejarah civitas dan ditempatkan dibidang yang lagi-lagi menjadi roh dari organisasi. Tak hanya berhenti disitu saja tetapi berlanjut menjadi panglima perang termuda dalam konsep acara terbesar sekaligus paling kompleks dalam hitungan periode. Meskipun harus menjadi bawahan dari pemimpin yang mulanya bersinar namun meredup karena selangkangan.
Sekali lagi itu bukan hal mudah untuk dijalankan, tapi sinarnya tak akan meredup justru semakin bersinar dengan memenangkan pertarungan politik yang konon katanya disebut sebagai pertarungan terberat sepanjang sejarah perkumpulan. Bukan hanya maju perang sendiri namun dibalik masing-masing kandidat berdiri dua pihak yang berkepentingan. Sempat mendapat intervensi tapi gonggongan pelacur jalanan itu hanya menjadi angin lalu yang dikemudian hari karya membanggakan yang mereka buat dibawah kepemimpinan Leader Winner justru mencekik dan memotong lidah jalangnya lalu melemparnya ketong sampah menjadi santapan anjing-anjing lapar akan belaian pelacur sepertinya.
Entah melebihi atau justru amat sangat jauh dari ekpspektasi tapi banyak hal-hal yang biasa disebut luar biasa terjadi. Setidaknya itu komentar dari pihak luar. Dilain pihak prose situ terus berjalan dan semakin terjal saja. Tidak hanya menguji dari segi kognitif, namun semua lini baik psikomotor, afektif maupun emosional yang tidak saja tersentuh ujian tetapi kali ini bisa saja menjadi fokus. Hingga periode itu berakhir dan memunculkan sedikit stigma buruk terhadap generasi setelahnya, namun biarkanlah sekali lagi anjing-anjing tolol menggonggong tanpa tau apa yang sebenarnya sedang mereka komentari.
Terlepas dari itu semua ada sedikit kesimpulan yang menjadikan kunci dari sejarah-sejarah baru yang tercipta. Yaitu “LOOK, LISTEN AND LEARN”
LOOK artinya melihat, sebagai seorang pemimpin henndaknya mampu untuk melihat apa yang sedang dibutuhkan anak buahnya saat ini dan melihat tantangan apa  yang ada dimasa mendatang untuk kemudian mempersiapkan mereka agar lebih siap dan lebih sukses lagi. Tak lupa melihat kemasa sebelumnya, bukan berarti terjebak dimasa lalu atau mendewakan mereka yang terdahulu tapi melihat langkah mereka untuk selanjutnya belajar dari apa saja yang menggagalkan mereka dan berguru dengan apa yang membuat mereka berhasil sukses. The leader must have good look for visionary.
LISTEN artinya mendengarkan, suara akar rumput bukanlah suara sumbang yang tak layak mendapat perhatian namun justru pemimpin adalah pelayan mereka. THEY’S THE BOSS.!!! Mereka berteriak bukan semata-mata untuk mengekspresikan kebencian tetapi membisikan sebuah kerisauan akan kebenaran serta memperjuangkan apa yang mereka butuhkan dan menjadi hak mereka. Ingat kenapa tuhan member kita dua telinga??? Itu artinya agar kita mendengar dua kali sebelum berkata maupun bertindak. Dan lagi-lagi tidak ada maksud mendewakan mereka yang sudah sepuh, tapi tidak ada salahnya mendengarkan nasehat atau minimal anggaplah itu sebagai saran bukti saying dari generasi sebelumnnya. Jika telingamu tuli, maka mustahil Tuhan membuat hatimu tak mendengar.
And the Last but not Least, LEARN artinya belajar. Belajar disini haruslah dimaknai sebagai learning by doing. Belajar sambil melakukan memang terdengar mustahil namun pemimpin dalam bait diatas mampu melakukannya. Itu artinya bukan hal mustahil untuk dilakukan generasi setelahnya. Karena pemimpin ditempatkan dalam suatu kaum bukan hanya untuk sekedar belajar namun melakukan sesuatu demi melayani anggotanya. Dan tentunya menggunakan pengalaman pribadi maupun pendahulu sebagai ajang pembelajaran itu tidaklah hina. Sekali lagi bukan mendewakan namun bukan Karenna pendahulu itu lebih pandai darimu tapi minimal pendahulu lebih dulu berada diposisimu saat ini.
Terakhir yang perlu disampaikan dan perlu kalian tahu, aku mencintai organisasi ini. Aku bangga pernah menjadi bagiannya dan aku akan selalu membantu kalian dengan caraku meskipun kelian mengolok-olokku sebagai sok tau, arogan, sok pintar atau apalah itu. Tapi percayalah semua yang kami lakukan itu demi kalian. Tidak ada artinya kami menghancurkan kalian, justru itu seperti melumuri  muka kami dengan kotoran kami sendiri. Sekali lagi percayalah, aku sayang kalian..and I always on your side every time.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar