Bukan dalam sejam, sehari, sebulan atau bahkan setahun. Namun
semua dimulai dengan proses yang tidak bisa dibilang singkat. Rangkaian
pembelajaran panjang yang diawali sejak dini dan dalam lingkup terkecil. Ya
benar, dimulai dari dini dan dari pendidikan keluarga. Dilahirkan, dirawat dan
tumbuh besar dalam demokratisasi serta idealisme yang sangat kental membunngkus
kepemimpinan yang setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik
dipertontonkan bukan sebagai suguhan makanan pembuka tetapi sebagai menu utama
untuk menghadapi terjalnya kehidupan yang semakin ganas pada pemimpin yang
lemah.
Tidak ada kata untuk menyerah bagi seorang pemenang, tidak
akan pernah ada pemimpin yang ditakdirkan sebagai pemenang hanya akan member
warna sebagai pengisi kekosongan belaka. Lebih dari ekspektasi bodoh yang
selalu saja membayangi. Pemimpin pemenang (LEADER WINNER) selalu ditempatkan
untuk mengukir sejarah-sejarah baru, menggebrak dengan ide-ide yang mungkin hanya
bisa dibayangkan sebelumnya bahkan mungkin belum pernah terfikirkan. Fokus
utama dari apa yang disebut pemimpin adalah arti mendasar dari sebutan itu. Tak
terlalu muluk dan tidak pula terlampau merendah apabila pemimpin itu adalah
pelayan bagi anggota atau bagi mereka yang dipimpin.
Rasa-rasanyapun tidak perlu digaris bawahi bahwa pemimpin
tidak selalu memiliki jabatan sebagai ketua, namun ketua haruslah menjadi
pemimpin. Ilmu dasar itu sudah sejak amat sangat lama ditanamkan entah sebagai
ilmu pengetahuan atau sebagai doktrin penuntun langkah. Tidak ada kebenaran
absolute dalam hal apapun, dan kebenaran mutlak hanya milik Tuhan Yang Maha
Esa. Bukan hal mustahil dengan kehendaknya pada saatnya nanti akan terbantah
hasil dari 1+1=2. Ilmu pasti yang selalu diagung-agungkan sehingga kapitalisme
menghapus sebagian keimanan terhadap kekuatan absolute yang dimiliki sang
ilahi.
Kepemimpinan itu sebenarnya sudah mendapatkan ujian entah
sejak kapan tepatnya, namun secara riil konsep leadership itu mulai menemui apa
itu yang disebut ujian adalah saat bangga dengan seragam putih biru. Meskipun
tidak pernah menduduki posisi sebagai pucuk pimpinan dari perkumpulan yang
secara sah dan resmi diakui sebagai induk intern semua peserta didik setingkat
putih biru dan juga putih abu-abu.
Tak kurang dua periode berguru dan bersahabat dengan proses
serta pengalaman yang juga tidak pernah beranjak dari seksi bidang dua yang
lagi-lagi bagian kerjanya adalah bela Negara. Bukan hal konyol apabila bidang
itu selalu memunculkan pemimpin-pemimpin ulung dalam berbagai disiplin
keilmuan. Tidak mengherankan pula hanya orang-orang terpilih yang entah dengan
sengaja atau kebetulan ditempatkan dibidang vital ini, nemun yang jelas bukan
tugas yang ringan untuk melakukan dua hal bersamaan yaitu biasa disebut
Training of Trainer. Sebuah hal yang hampir mustahil dilakukan apabila bukan
takdir yang menempatkannya.
Masa selanjutnya adalah masa jaya putih abu-abu, terlempar
dalam sudut sempit bekas kubangan lumpur yang berubah menjadi lokasi didik pencetak
generas-generasi emas untuk kemudian saat ini berstanstar ISO 9000:1 serta
bersertifikasi akreditasi tertinggi dari sang penyelenggara. Tidak gampang
menerima takdir terdampar disana, dan disanalah untuk kesekian kalinya ujian
kepemimpinan semaikin diuji dengan ditahun pertama secara mutlak lebih dari 75%
memenangi pertarungan politik untuk kemudian dinobatkan sebagai ketua
organisasi resmi yang ada dalam system pendidikan tahap ini. Mengejutkan
memang, dikelas dan diusia semuda itu sudah mendapat tanggung jawab untuk
memimpin perkumpulan sebesar itu. Namun lagi-lagi ini adalah cara Tuhan untuk
memberikan pembelajaran mematangkan pemimpin muda semuda mungkin. Digembleng
dengan berbagai ujian yang dilihatnya dari sudut pandang yang berbeda sehingga
menjelma sebagai tantangan yang pantang untuk tidak ditaklukkan.
Beranjak kemasa dimana lagi-lagi merasa terjebak dalam
lingkungan dengan system bodoh. Korupsi, kolusi dan nepotisme kental sekali
tercium busuknya dari kursi singga sana penguasa unit 1, 2, dan 3. All system
in a palace is FUCK.!!!! BITCH, and many more.
Tapi inilah lagi-lagi Tuhan menunjukkan kuasanya. Melemparnya
ketempat sampah bukan semata-mata untuk bergabung menjadi sampah tetapi sekali
lagi berproses untuk membuktikan kilauannya tak akan pernah redup meskipun
ditempatkan dikubangan sampah busuk sekalipun. Diusia belianya sekali lagi
mengukir cerita dengan menjadi wakil rakyat termuda sepanjang sejarah civitas
dan ditempatkan dibidang yang lagi-lagi menjadi roh dari organisasi. Tak hanya berhenti
disitu saja tetapi berlanjut menjadi panglima perang termuda dalam konsep acara
terbesar sekaligus paling kompleks dalam hitungan periode. Meskipun harus
menjadi bawahan dari pemimpin yang mulanya bersinar namun meredup karena
selangkangan.
Sekali lagi itu bukan hal mudah untuk dijalankan, tapi
sinarnya tak akan meredup justru semakin bersinar dengan memenangkan
pertarungan politik yang konon katanya disebut sebagai pertarungan terberat
sepanjang sejarah perkumpulan. Bukan hanya maju perang sendiri namun dibalik
masing-masing kandidat berdiri dua pihak yang berkepentingan. Sempat mendapat
intervensi tapi gonggongan pelacur jalanan itu hanya menjadi angin lalu yang
dikemudian hari karya membanggakan yang mereka buat dibawah kepemimpinan Leader
Winner justru mencekik dan memotong lidah jalangnya lalu melemparnya ketong
sampah menjadi santapan anjing-anjing lapar akan belaian pelacur sepertinya.
Entah melebihi atau justru amat sangat jauh dari ekpspektasi
tapi banyak hal-hal yang biasa disebut luar biasa terjadi. Setidaknya itu
komentar dari pihak luar. Dilain pihak prose situ terus berjalan dan semakin
terjal saja. Tidak hanya menguji dari segi kognitif, namun semua lini baik
psikomotor, afektif maupun emosional yang tidak saja tersentuh ujian tetapi kali
ini bisa saja menjadi fokus. Hingga periode itu berakhir dan memunculkan
sedikit stigma buruk terhadap generasi setelahnya, namun biarkanlah sekali lagi
anjing-anjing tolol menggonggong tanpa tau apa yang sebenarnya sedang mereka
komentari.
Terlepas dari itu semua ada sedikit kesimpulan yang menjadikan
kunci dari sejarah-sejarah baru yang tercipta. Yaitu “LOOK, LISTEN AND LEARN”
LOOK artinya melihat, sebagai seorang pemimpin henndaknya
mampu untuk melihat apa yang sedang dibutuhkan anak buahnya saat ini dan
melihat tantangan apa yang ada dimasa
mendatang untuk kemudian mempersiapkan mereka agar lebih siap dan lebih sukses
lagi. Tak lupa melihat kemasa sebelumnya, bukan berarti terjebak dimasa lalu
atau mendewakan mereka yang terdahulu tapi melihat langkah mereka untuk
selanjutnya belajar dari apa saja yang menggagalkan mereka dan berguru dengan
apa yang membuat mereka berhasil sukses. The leader must have good look for
visionary.
LISTEN artinya mendengarkan, suara akar rumput bukanlah suara
sumbang yang tak layak mendapat perhatian namun justru pemimpin adalah pelayan
mereka. THEY’S THE BOSS.!!! Mereka berteriak bukan semata-mata untuk
mengekspresikan kebencian tetapi membisikan sebuah kerisauan akan kebenaran
serta memperjuangkan apa yang mereka butuhkan dan menjadi hak mereka. Ingat
kenapa tuhan member kita dua telinga??? Itu artinya agar kita mendengar dua
kali sebelum berkata maupun bertindak. Dan lagi-lagi tidak ada maksud
mendewakan mereka yang sudah sepuh, tapi tidak ada salahnya mendengarkan
nasehat atau minimal anggaplah itu sebagai saran bukti saying dari generasi
sebelumnnya. Jika telingamu tuli, maka mustahil Tuhan membuat hatimu tak
mendengar.
And the Last but not Least, LEARN artinya belajar. Belajar
disini haruslah dimaknai sebagai learning by doing. Belajar sambil melakukan
memang terdengar mustahil namun pemimpin dalam bait diatas mampu melakukannya.
Itu artinya bukan hal mustahil untuk dilakukan generasi setelahnya. Karena
pemimpin ditempatkan dalam suatu kaum bukan hanya untuk sekedar belajar namun
melakukan sesuatu demi melayani anggotanya. Dan tentunya menggunakan pengalaman
pribadi maupun pendahulu sebagai ajang pembelajaran itu tidaklah hina. Sekali
lagi bukan mendewakan namun bukan Karenna pendahulu itu lebih pandai darimu
tapi minimal pendahulu lebih dulu berada diposisimu saat ini.
Terakhir yang perlu disampaikan dan perlu kalian tahu, aku
mencintai organisasi ini. Aku bangga pernah menjadi bagiannya dan aku akan
selalu membantu kalian dengan caraku meskipun kelian mengolok-olokku sebagai
sok tau, arogan, sok pintar atau apalah itu. Tapi percayalah semua yang kami
lakukan itu demi kalian. Tidak ada artinya kami menghancurkan kalian, justru
itu seperti melumuri muka kami dengan
kotoran kami sendiri. Sekali lagi percayalah, aku sayang kalian..and I always
on your side every time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar