Munafik.......
Kata
itu sangat pantas menurut saya di sematkan bagi wakil-wakil kita di parlemen,
dan para pemimpin bangsa ini. Antara ucapan dan perbuatan tidak pernah sejalan.
Otak mereka hanya terisi dengan kekuasaa. Kekuasaan yang susah payah mereka dapatkan
dengan uang mereka. Sudah menjadi rahasia umum kalau mereka bisa menduduki
posisi itu adalah dengan cara membeli suara rakyat.
Tapi
bukan masalah “money politic” yang akan saya bahas dalam tulisan ini. saya
lebih menyoroti tentang janji-janji mereka saat kampanye. Mereka semua berjanji
untuk mensejahterakan rakyat, tapi apa buktinya? Mereka hanya mensejahterakan
diri mereka sendiri.
Pemerintah
saat ini pun terlalu bodoh, idiot dan sangat tuli dengan penderitaan rakyat
terutama petani. Katanya negara ini adalah negara agraris, itu berarti mata
pencaharian sebagian besar warga negara ini adalah di bidang pertanian. Tapi,
coba tengok nasib kaum tani saat ini.!! jauh dari kata sejahtera. Anda ingin
tau kenapa??
Karena pemerintah ini terlalu tidak perduli
dengan nasib kami, coba sekarang sejenak anda inngat.!! Ketika harga beras,
sayur, buah, cabai dan hasil pertanian lainnya naik pemerintah selalu saja
mengimport untuk menekan agar harganya stabil. Tapi, apakah ketika harganya
anjlok pemerintah berusaha mengeksport hasil pertanian tersebut agar di dalam
negri stabil????
TIDAK....
TIDAK.....
TIDAK....
Pemerintah diam saja melihat kaum petani
yang sedang terpuruk oleh keadaan. Padahal jika dipikir, ketika harga hasil
pertanian naik adalah saat dimana petani itu bisa merauk untung besar agar
kehidupannya bisa lebih sejahtera. Ketika pemerintah berusaha menurunkan
harga-harga hasil pertanian tersebut berarti pemerintah sedang berusaha
menghalang-halangi kaum petani untuk meningkatkan taraf hidupnya. Dan ini artinya
pemerintah sedang berusaha membunuh kaum petani secara perlahan.
Saya beri gambaran kepada anda. Ketika
harga beras Rp.5000 petani meraup untung pas-pasan untuk hidup sampai masa
panen berikutnya. Ketika harganya merangkak naik pemerintah langsung mengimport
beras. Padahal jika harganya naik Rp.500 saja, petani itu sudah merasa
bersyukur. Minimal mereka bisa menabung untuk mengantisipasi jika hasil tanam
berikutnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Itu baru soal beras, belum lagi
soal bawang merah. Kami membeli bibitnya seharga Rp.17000 per kilo, dan ketika
panen bawang merah hanya laku 3-5 ribu rupiah saja. Ketika harga 5 ribu mungkin
petani masih bisa tersenyum sedikit karena minimal modal mereka kembali. Tapi
ketika harga di bawah itu maka petani tetap tersenyum, tersenyum dalam
kepedihan. Karna itu berarti mereka merugi. Apakah pemerintah berbuat
sesuatu???
Anda tentu sudah tahu jawabanya.
Harga pupuk setiap taun melonjak naik
tetapi harga hasil pertanian tidak naik setinggi itu. Belom lagi jika
pengairannya tidak bagus, petani harus memakai diesel untuk mengairi tanaman
mereka. Dan ini artinya petani harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan
bakarnya. Menyedihkan memang nasib kaum petani saat ini. Hanya bisa pasrah
dengan keadaan.
Terkadang saya menagis batin melihat
perjuangan orang tua saya menggarap sawah, demi bisa makan dan menyekolahkan
saya dan adik saya. Mereka bekerja dari matahari terbit sampai matahari
tenggelam mereka baru beranjak pulang kerumah. Setiap hari menggotong diesel untuk
mengairi sawah kami agar tanaman yang menjadi harapan kami untuk bisa tetap
bertahan hidup tumbuh subur.
Yang
berkeliaran di benak saya adalah dimana mereka yang dulu berjanji
mensejahterakan kami? Dimana mereka yang dulu mengiba meminta untuk dipilih
saat pemilihan umum??? Dimana mereka??? Mati??? Mati hati nuraninya.
Saya hanya bisa berdoa semoga nasib kaum
petani bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga jerih payah kaum tani bisa terbayar
dengan harga yang sepadan dengan pengorbanan mereka. Bagaimanapun petani itu
adalah pahlawan di negri ini. tanpa petani anda tidak akan bisa makan nasi,
merasakan manfaat sayuran dan menikmati segarnya buah-buahan. Petani berperan
besar bgi negara ini, tapi negara ini tidak pernah memperdulikan nasib petani.
BIADAP,........
Harus sampai kapan kami hanya di
manfaatkan seperti ini???? sampai kapan kami harus hidup dalam kondisi
pas-pasan seperti inni? Sampai kapan pemerintah menghalng-halangi kami untuk
mendapatkan kesejahteraan???
Sampai kapan??sampai kapan???sampai kapan?????
Semoga kami segera di beri kemudahan untuk
bisa meraih apa kesejahteraan tersebut, semoga nasib kaum petani jadi lebih
baik lagi, semoga nasib petani bisa lebih mapan lagi. Dan semoga pemerintah
segera di berikan hidayah agar memperhatikan nasib kami, namun jika tidak di
beri hidayah juga, kami hanya berharap semoga mereka lekas menghadap sang
pencipta.....
God Bless You.....
HHHHHHIIIIIIIIIIIIIDDDDDDDDDDUUUUPPP
PETANI.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar